Hah? Puasa Tiga hari tiga malam?

     Saat ikut kuliah Sekolah Alkitab, memang sudah tahu harus puasa tiga hari tiga malam, tapi berharap aku tidak harus ikut puasa, Kan usiaku sudah 64 tahun, masa tega sih? Aku tanya kepada beberapa lulusan, Wah, mereka semua ikut puasa, Gawat deh, tapi ah gak usah dipikirin.
     Tiba-tiba ketika aku sedang tiduran, setelah pulang dari ibadah Minggu 1 Mei 2016, aku di-sms Pdt Rudi Sihite, memberitahu puasa akan dimulai sore pukul 16 dan aku harus ikut. Oh my God. Ketika aku bicarakan dengan istriku, dia bertanya ragu, "Emangnya papi kuat? Kujawab, "Yah, doakan saja supaya kuat. Kalau papi gak kuat, ya berhenti aja. Tapi papi  berusaha puasa penuh tiga hari tiga malam."
    Sampai di gereja, aku harus pake putih hitam berdasi, cepat-cepat pulang ganti baju dan pake dasi. Makan terakhir sore itu cuma nasi putih, telur cabe, dan sop Malam itu aku diijinkan pulang ke rumah
Tapi besok harus nginap di asrama. Oke, gak masalah.
     Untunglah besoknya dapat kamar dosen yang berAC ditemani bpk Fane Tamibaha, Cukup sejuk dan nyaman`. Tapi pagi itu kepala pusing karena tidak minum kopi, Tapi puji Tuhan, aku tidak terlalu merasa lapar dan haus, Kami chapel dan doa berantai terus selama tiga hari.

Ibadah
Jaga kondisi

Related Posts